Selasa, 09 September 2008

Untuk Apa Waduk

Waduk itu dibangun dengan alasan utama sebagai berikut:

  1. Sebagai penyediaan air baku, air irigasi, air keperluan industri dan keperluan lainya.
  2. Untuk menjamin tersedianya pasokan air terutama pada musim kemarau dan sebagai pengendali banjir pada musim hujan.
  3. Menciptakan pertumbuhan kawasan terutama untk industri pariwisata dan jasa penunjangnya .


Senin, 08 September 2008

Bertadabbur

Tadabbur berasal dari bahasa Arab dubur yang artinya dibalik atau di belakang . Jika orang bertafakkur fikirannya melayang-layang ke wilayah yang sangat luas dan jauh, tadabbur langsung menangkap apa yang ada dibalik yang difikir. Orang yang dendam sering berfikir keras bagaimana caranya membalas dendam dengan volume yang lebih dahsyat tapi ia berharap tindakan dendamnya tidak diketahui orang, tetapi ketika suatu ketika ia mengalami hal yang sama persis dengan kejahatan yang ia perbuat,maka ia langsung bisa melihat hakikat dibalik peristiwa. Maka sejak peristiwa itu ia takut mendendam, sebaliknya ia selalu menebar kasih sayang.

Orang yang memandang bentangan alam luas, fikirannya bisa melayang-layang jauh hingga kepada Tuhan sang Pencipta. Tetapi seorang yang untuk pertama kalinya menjalankan ibadah haji,ketika di Ka`bah ia bisa mencium hajar aswad dan bisa berdoa di multazam,maka ia tidak bisa berfikir melayang-layang jauh. Yang terasa ia merasa disambut langsung oleh Tuhan sehingga dari ratusan ribu orang tawaf ia merasa dipilih langsung oleh Nya untuk bisa mengadu di multazam. Ia tidak mengerutkan keningnya seperti orang yang bertafakkkur, tetapi air matanya bercucuran, ia merasa sangat diistimewakan oleh Tuhan padahal ia merasa sudah banyak melakukan dosa.

Al Qur’an surat Qaf 16 menyebut bahwa Tuhan berada pada jarak yang lebih dekat dibanding urat leher manusia, mengawasi lalu lintas bisikan jiwa, bukan hanya apa yang diperbuat dan dikatakan, tetapi apa yang hanya terlintas di dalam hatipun Tuhan mengetahui. Teks ayat ini merupakan informasi bagi manusia bahwa tidak ada sesuatupun yang dilakukan oleh manusia,yang baik maupun yang buruk kecuali pasti diketahui oleh Tuhan. Tidak ada sesuatu yang bisa dimanipulasi dari pengawasan Tuhan.

Tetapi efektifitas informasi dari ayat ini diterima secara berbeda oleh manusia, bergantung pada bagaimana tingkat pemahamannya, karena manusia ada yang hanya mampu berfikir, yang lain sudah bertafakkur, dan yang lain sudah bertadabbur

berfikir bisa menyerap informasi, tetapi hasilnya hanya bersifat kognitip.

Bertafakkur bisa membayangkan ruang lingkup informasi, dan hasilnya bisa bersifat afektip

Bertadabbur bisa merasakan kekuatan informasi sehingga hasilnya bukan hanya kognitip dan afektip, tapi sudah psikomotorik.

Orang yang sudah bisa bertadabbur terhadap ayat suci maka dalam dirinya sudah ada sistem pengawasan melekat. Ia tak pernah berandai-andai, memperhitungkan atau membayangkan melakukan suatu penyimpangan dengan harapan tidak akan ketahuan. Orang seperti ini sudah alergi terhadap hal-hal yang menyimpang. Nah saya yakin di negeri kita,baik yang mengawasi maupun yang diawasi mayoritas masih berada pada tataran berfikir, sedikit sekali yang bertafakkur dan hanya satu dua yang sudah bisa bertadabbur. Oleh karena itu hanya sistem yang ketat dan tepat yang bisa meminimalisir perilaku menyimpang aparatur negara , aparatur yang diawasi maupun aparatur yang mengawasi.